Kepribadian Muhammadiyah dalam Berorganisasi
Muhammadiyah adalah organisasi yang bergerak dalam Islam. Gerakannya bertujuan untuk dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkar yang ditujukan pada dua aspek: individu dan masyarakat. Dakwah amar ma'ruf nahi munkar untuk individu terbagi dalam dua kategori; pertama, kepada yang sudah beragama Islam, bersifat pembaruan (tajdid) untuk mengembalikan kepada ajaran Islam yang murni. Kedua, kepada yang belum beragama Islam, bersifat ajakan untuk memeluk agama Islam.
Sedangkan dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar yang kedua ditujukan kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan, dan peringatan. Semua ini dilakukan bersama-sama dalam musyawarah dengan dasar taqwa dan mengharapkan ridha Allah semata. Dengan melaksanakan dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar sesuai caranya masing-masing, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, yaitu terwujudnya masyarakat yang utama, adil, dan makmur yang diridhoi Allah SWT. Berdasarkan prinsip tersebut, dalam setiap usaha dan cara perjuangan untuk mencapai tujuan, Muhammadiyah harus berpedoman pada: "Berpegang teguh pada ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di semua bidang dengan cara yang diridhoi Allah."
Muhammadiyah juga telah menunjukkan perannya dalam membangun masyarakat Indonesia di seluruh aspek kehidupan. Mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial-keagamaan, gerakan pembaruan, hingga sebagai gerakan politik. Sebagai organisasi, Muhammadiyah memerlukan pengikat untuk mempertahankan nilai-nilai gerakan, ikatan, dan kesinambungan. Dalam era politik dan modern seperti ini, memperkuat ideologi dan identitas sangat diperlukan agar terhindar dari permasalahan dalam masyarakat.
Dengan adanya muktamar ke-48 pada tahun 2022 ini, diharapkan para kader memiliki pemahaman yang kuat dan memegang teguh ideologi serta kepribadian Muhammadiyah sehingga tidak mementingkan kepentingan pribadi. Juga diperlukan peran kader potensial untuk menghadapi kendala-kendala yang dapat menyebabkan kondisi organisasi stagnan atau bahkan mati. Pengamalan Islam yang dilakukan dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh akan melahirkan individu yang memiliki kepribadian muslim, mukmin, muhsin, dan muttaqin. Setiap muslim yang memiliki kepribadian ini dituntut untuk memiliki aqidah berdasarkan al-tauhid al-khalis dan istiqomah, terhindar dari kemusyrikan, bid’ah, dan khurafat sesuai dengan pedoman hidup Islami Muhammadiyah.
Sebagaimana diketahui, Kepribadian Muhammadiyah menetapkan pedoman yang harus dipelihara, terutama sifat-sifat yang terjalin seperti:
- Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan
- Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah
- Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam
- Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
- Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah
- Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik
- Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan ajaran Islam, serta membela kepentingannya
- Aktif dalam perkembangan masyarakat, dengan maksud: Ishlah pembangunan sesuai dengan ajaran Islam
- Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah, dan
- Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana
Berdasarkan 10 sifat yang telah disebutkan, Muhammadiyah adalah sebuah organisasi kemasyarakatan dan gerakan dakwah Islam yang perlu dijadikan sebagai forum pembelajaran di samping sebagai tempat beramal.