Baitul Arqom UM Metro: Meneguhkan Identitas dalam Ber-Al Islam dan Kemuhammadiyahan


Universitas Muhammadiyah (UM) Metro kembali menegaskan posisinya sebagai kampus bercorak Islami dan berkemajuan melalui pembukaan Baitul Arqom (BA) bagi dosen dan karyawan, Jumat (22/8/2025). Kegiatan dua hari di Aula Ar Fachrudin Kampus 1 ini diikuti 43 peserta dengan tema “Meneguhkan Komitmen dan Integritas Bermuhammadiyah untuk Kemajuan Universitas Muhammadiyah Metro.”

Hadir dalam acara pembukaan, jajaran pimpinan universitas, mulai dari Rektor, Badan Pembina Harian (BPH), Direktur Pascasarjana, Direktur Program Vokasi, para dekan, hingga perwakilan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung, Sekretaris PWM Drs. Maruf Abidin, M.Si. Kehadiran mereka mencerminkan dukungan penuh terhadap proses perkaderan di lingkungan kampus.


Rektor UM Metro, Dr. Nyoto Suseno, M.Si., dalam sambutannya menekankan bahwa Baitul Arqom bukan sekadar program rutin. “Kegiatan ini adalah bagian dari pembinaan ideologis dan spiritual. Kita ingin membangun komitmen, integritas, serta semangat bermuhammadiyah yang mampu menjiwai aktivitas akademik maupun layanan sehari-hari di UM Metro,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris PWM Lampung, Maruf Abidin, menyebut Baitul Arqom sebagai salah satu instrumen penting perkaderan Muhammadiyah. “BA hadir untuk memperkuat loyalitas, integritas, dan jiwa kepemimpinan di amal usaha. Dengan kesadaran itu, setiap amal usaha Muhammadiyah dapat terus bergerak sebagai ladang dakwah dan perjuangan,” tegasnya saat membuka kegiatan.

Penyerahan peserta secara simbolis dari Rektor UM Metro kepada Master of Training (MoT), menjadi penanda resmi dimulainya kegiatan. Selama dua hari, dosen dan karyawan akan mendapatkan materi seputar ideologi Muhammadiyah, kepemimpinan, integritas, dan pengembangan diri.

Melalui penyelenggaraan Baitul Arqom, UM Metro berupaya membangun kultur akademik yang tidak hanya berlandaskan pada kompetensi intelektual, tetapi juga pada kekuatan nilai, etika, dan identitas keislaman yang melekat pada tradisi Muhammadiyah.