FIqih Ibadah: Ketentuan Sholat


Tujuan tertinggi dalam kehidupan seorang Muslim, harus diupayakan dengan sepenuh hati dan niat yang ikhlas. Cinta kepada Allah tidak hanya diungkapkan melalui kata-kata, tetapi harus diwujudkan dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari. Hal ini mencakup ketaatan dalam menjalankan perintah-Nya, mengikuti sunnah Rasul-Nya, serta senantiasa berusaha meningkatkan kualitas iman dan takwa. Dengan cinta yang tulus kepada Allah, seorang hamba akan merasakan kebahagiaan yang hakiki, ketenangan jiwa, dan kekuatan yang tidak terukur dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ

Artinya: "Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Ali Imran: 31).

Dalam rangka menggapai cinta Allah SWT, ibadah sholat menjadi salah satu sarana yang utama. Namun, dalam pelaksanaan sholat, ada hal-hal yang dilarang dan diperintahkan. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah hal-hal yang makruh dalam sholat. Makruh adalah larangan yang sifatnya tidak pasti, yang berarti anjuran untuk meninggalkannya karena jika meninggalkannya, akan mendapat pahala kebaikan. Dalam hal ini, ada dua bagian penting terkait ibadah sholat yang dianjurkan untuk dilakukan dan ditinggalkan:

1. Sunnah-sunnah Sholat
Melaksanakan sunnah dalam sholat sudah menjadi bagian dari meninggalkan yang makruh. Sunnah-sunnah dalam sholat mencakup berbagai amalan yang dianjurkan untuk dilakukan guna menyempurnakan ibadah sholat. Beberapa contohnya adalah membaca doa iftitah, mengangkat tangan saat takbiratul ihram, dan membaca surat pendek setelah Al-Fatihah pada dua rakaat pertama. Dengan melaksanakan sunnah-sunnah ini, seorang Muslim menunjukkan kecintaan dan penghormatannya terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW. Rasulullah bersabda: "Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat" (HR. Bukhari).* Dengan meneladani sunnah-sunnah Nabi dalam sholat, kita juga berupaya untuk meninggalkan hal-hal yang makruh.

2. Perintah untuk Meninggalkan (Makruh)
Meninggalkan hal-hal yang dimakruhkan dalam sholat memberikan kebaikan dan bernilai pahala. Hal-hal yang makruh dalam sholat mencakup berbagai tindakan yang sebaiknya dihindari karena dapat mengurangi kesempurnaan sholat. Beberapa contoh hal yang makruh adalah:
- Bermain-main dengan pakaian atau tubuh saat sholat.
- Menoleh ke kiri atau kanan tanpa alasan yang mendesak.
- Sholat dengan pakaian yang bergambar atau bertulisan yang dapat mengalihkan perhatian.

Menjaga diri dengan melaksanakan yang disunnahkan dan meninggalkan yang dimakruhkan dalam pelaksanaan sholat menjadi tanda kualitas kekhusyukan ibadah sholat. Allah SWT berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ ١  ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَـٰشِعُونَ ٢

*"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya" (QS. Al-Mu'minun: 1-2).*

Dengan menjaga kekhusyukan dalam sholat, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan merasakan cinta-Nya yang tulus.

Akan lebih baik jika hal-hal yang dimakruhkan dijauhi dan ditinggalkan. Dalam hadis riwayat Abu Dawud, Rasulullah bersabda: *"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya ada perkara yang syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjauhi syubhat maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya."* Meninggalkan hal-hal yang makruh adalah bagian dari usaha menjauhi syubhat dan menjaga kebersihan hati serta kekhusyukan dalam ibadah sholat.

Dengan demikian, dalam upaya menggapai cinta Allah SWT, kita harus senantiasa menjaga kualitas ibadah sholat dengan melaksanakan sunnah-sunnahnya dan meninggalkan hal-hal yang makruh. Hal ini akan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT dan mendatangkan pahala serta kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk terus memperbaiki ibadah kita dan menggapai cinta-Nya.