Integrasi Bahasa dan Literasi Islam dalam Membangun Peradaban Berbasis Nilai Qur’ani

Bahasa merupakan instrumen fundamental dalam membangun peradaban. Dalam konteks Islam, bahasa Arab memegang peranan sentral sebagai medium utama penyampaian wahyu. Literasi Islam, yang meliputi kemampuan membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an serta Sunnah, menjadi pilar utama dalam mencetak generasi berilmu dan berakhlak mulia. Allah SWT menegaskan pentingnya ilmu melalui firman-Nya:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ١
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan" (QS. Al-‘Alaq: 1). Ayat ini menjadi landasan historis dan teologis bagi tradisi literasi dalam Islam.
Bahasa Arab tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga penjaga orisinalitas pesan wahyu. Pemahaman mendalam terhadap bahasa ini memungkinkan umat Islam menangkap makna yang autentik dari Al-Qur’an dan Hadis. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya" (HR. Bukhari). Dengan demikian, penguasaan bahasa menjadi prasyarat dalam mengembangkan literasi Islam yang berkualitas.
Literasi Islam tidak sekadar kemampuan membaca teks suci, tetapi juga mencakup internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Konsep iqra’ dalam Islam mengajak manusia untuk memahami ayat-ayat kauniyah (alam semesta) dan qauliyah (wahyu), sehingga melahirkan karakter yang berintegritas. Pendidikan literasi ini membentuk insan yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual, sejalan dengan firman Allah:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ١٣
"Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa" (QS. Al-Hujurat: 13).
Peradaban Islam berkembang pesat di masa lalu karena tingginya budaya literasi. Pusat-pusat ilmu seperti Baitul Hikmah di Baghdad menjadi bukti nyata bahwa literasi, yang berlandaskan nilai-nilai Qur’ani, dapat membawa kemajuan sains, filsafat, dan seni. Integrasi bahasa dan literasi Islam melahirkan karya-karya monumental yang menginspirasi dunia hingga kini.
Di era globalisasi dan digital, literasi Islam menghadapi tantangan berupa disinformasi dan degradasi minat baca. Diperlukan strategi inovatif dalam pembelajaran bahasa dan literasi Islam, seperti pemanfaatan teknologi digital berbasis nilai Qur’ani. Rasulullah SAW telah mengingatkan: "Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga" (HR. Muslim), yang menjadi motivasi untuk terus mengembangkan diri di tengah perubahan zaman.
Integrasi bahasa dan literasi Islam merupakan langkah strategis untuk membangun peradaban yang kokoh, berakar pada nilai-nilai Qur’ani, dan relevan dengan tantangan zaman. Melalui pendidikan yang menggabungkan penguasaan bahasa Arab dengan literasi keislaman yang mendalam, umat dapat melahirkan generasi yang berilmu, berakhlak, dan siap berkontribusi bagi kemajuan dunia. Dengan demikian, peradaban berbasis nilai Qur’ani bukan sekadar cita-cita, tetapi sebuah keniscayaan yang dapat diwujudkan.