Islam Berkemajuan: Visi Progresif dari Muhammadiyah


Konsep "Islam Berkemajuan" yang dirumuskan oleh Muhammadiyah, organisasi Islam terkemuka di Indonesia, menawarkan kerangka komprehensif untuk memahami dan mengamalkan Islam di era modern. Visi ini dibangun atas lima karakteristik utama yang menekankan pendekatan dinamis dan adaptif terhadap iman, namun tetap berakar pada prinsip-prinsip dasar Islam.

1. Berlandaskan Akidah: Pondasi Segala Perbuatan
Islam Berkemajuan sangat menekankan akidah atau keimanan sebagai dasar utama. Semua pikiran, perkataan, dan tindakan seorang Muslim harus dilandasi oleh keikhlasan kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:

وَمَآ أَرْسَلْنَـٰكَ إِلَّا رَحْمَةًۭ لِّلْعَـٰلَمِينَ 
"Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiya: 107)
Keikhlasan (ikhlas) menjadi landasan etika Islam Berkemajuan, memastikan bahwa praktik keagamaan dan keterlibatan sosial berakar pada integritas spiritual, bukan sekadar formalitas atau keuntungan pribadi.

2. Rahmatan lil Alamin: Islam sebagai Rahmat Universal
Konsep rahmatan lil alamin menegaskan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, mencakup semua aspek kehidupan manusia—ritual, sosial, politik, dan ekonomi. Islam bukan agama terkotak-kotak, melainkan cara hidup yang komprehensif dan universal. Allah berfirman:
"Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiya: 107)
Universalitas ini juga mendukung pemahaman antaragama dan koeksistensi damai.

3. Al-Qur’an dan Sunnah: Petunjuk Umum, Bukan Rincian Detail
Islam Berkemajuan menempatkan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam. Namun, keduanya memberikan prinsip dan tujuan umum, bukan aturan rinci untuk setiap situasi. Oleh karena itu, diperlukan ijtihad (penalaran mandiri) dan tajdid (pembaruan) untuk menafsirkan dan menerapkan ajaran Islam sesuai konteks zaman. Allah berfirman:

وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِى كُلِّ أُمَّةٍۢ شَهِيدًا عَلَيْهِم مِّنْ أَنفُسِهِمْ ۖ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَىٰ هَـٰٓؤُلَآءِ ۚ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَـٰبَ تِبْيَـٰنًۭا لِّكُلِّ شَىْءٍۢ وَهُدًۭى وَرَحْمَةًۭ وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
"Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri." (QS. An-Nahl: 89)
Pendekatan ini menjaga agar Islam tetap relevan dan responsif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan norma sosial.

4. Tajdid dan Ijtihad: Pembaruan dan Modernisasi
Tajdid dan ijtihad merupakan kunci pembaruan dalam Islam Berkemajuan. Tajdid meliputi pembersihan praktik keagamaan agar sesuai dengan ajaran asli dan modernisasi untuk mengintegrasikan pengetahuan serta realitas kontemporer. Pendekatan ini menyeimbangkan penghormatan terhadap tradisi dengan keterbukaan terhadap inovasi. Rasulullah bersabda:
"Allah akan mengangkat untuk umat ini pada setiap seratus tahun seseorang yang akan memperbaharui agamanya." (HR. Abu Dawud)
Dengan demikian, Muhammadiyah mampu menghadapi tantangan modern secara efektif tanpa mengorbankan nilai inti Islam.

5. Moderasi: Pendekatan Seimbang dan Toleran
Moderasi menjadi ciri khas Islam Berkemajuan, melawan narasi ekstrem dan mempromosikan sikap seimbang serta toleran. Ini juga merupakan respons strategis terhadap kritik yang melabeli Islam sebagai radikal. Allah berfirman:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَـٰكُمْ أُمَّةًۭ وَسَطًۭا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًۭا ۗ وَمَا جَعَلْنَا ٱلْقِبْلَةَ ٱلَّتِى كُنتَ عَلَيْهَآ إِلَّا لِنَعْلَمَ مَن يَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِن كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَـٰنَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٌۭ رَّحِيمٌۭ
"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan1 agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.." (QS. Al-Baqarah: 143)
Moderasi membangun citra Islam yang positif dan harmonis dalam disk global.

Mengembangkan Komunitas Muslim Progresif

Selain lima karakteristik utama, Muhammadiyah juga menekankan:

  • Literasi dan Keterlibatan Intelektual: Pentingnya pendidikan untuk memberdayakan umat Muslim agar mampu berinteraksi secara kritis dengan ajaran Islam, menghindari taqlid buta dan mendorong ittiba’ (kepatuhan yang berlandaskan pemahaman).
  • Rasionalitas dan Disiplin Waktu: Islam Berkemajuan mengajarkan pentingnya berpikir rasional dan menghargai waktu sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab sosial.
  • Orientasi Jangka Panjang: Kesabaran dan ketekunan dalam beramal baik menjadi fokus utama, menolak kepuasan instan demi pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan etis.
  • Adaptasi Kontekstual: Praktik Islam yang fleksibel sesuai dengan kondisi geografis dan sosial tanpa mengurangi esensi ajaran.

Kesimpulan
Islam Berkemajuan dari Muhammadiyah menghadirkan interpretasi Islam yang kuat dan progresif. Dengan berlandaskan akidah, rahmat universal, keterbukaan terhadap pembaruan, dan moderasi, visi ini membangun komunitas Muslim yang modern, rasional, dan bertanggung jawab sosial, siap menghadapi tantangan dunia kontemporer dengan penuh keikhlasan dan kebijaksanaan.
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra’d: 11)