Kehidupan dalam Mengembangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) dalam Perspektif Islam


Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) merupakan pilar utama kemajuan suatu bangsa. Kehidupan manusia modern sangat bergantung pada inovasi di bidang ini untuk memenuhi kebutuhan, meningkatkan kualitas hidup, dan memajukan peradaban. Dalam perspektif Islam, pengembangan IPTEKS tidak hanya berorientasi pada kemanfaatan duniawi, tetapi juga harus selaras dengan nilai-nilai syariat. Allah SWT berfirman:

وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ۝٣١

"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya" (QS. Al-Baqarah: 31), yang menjadi landasan teologis bahwa pencarian ilmu adalah fitrah manusia.

Islam mengajarkan bahwa pengembangan IPTEKS harus berjalan beriringan dengan keimanan dan akhlak mulia. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang membawa kebaikan dan tidak merusak tatanan kehidupan. Nabi Muhammad SAW bersabda: مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ "Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan memahamkannya dalam urusan agama" (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi dan seni harus memiliki orientasi untuk memperkuat iman, menegakkan keadilan, dan memberi manfaat bagi masyarakat.

Sejarah peradaban Islam membuktikan bahwa integrasi antara ilmu pengetahuan dan nilai agama mampu melahirkan kemajuan gemilang. Di masa keemasan Islam, ilmuwan seperti Ibnu Sina, Al-Khwarizmi, dan Al-Farabi mengembangkan teknologi, kedokteran, matematika, dan seni yang berlandaskan etika Islam. Firman Allah dalam QS. Al-Mujadilah: 11 menegaskan:

 اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ۝١١

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." Ini menjadi motivasi agar umat Islam terus berkontribusi dalam pengembangan IPTEKS.

Kemajuan IPTEKS di era modern menghadirkan tantangan besar, seperti penyalahgunaan teknologi, krisis moral, dan kesenjangan sosial. Oleh karena itu, diperlukan etika pengembangan IPTEKS yang berbasis pada maqashid syariah, yaitu menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Prinsip ini memastikan bahwa setiap inovasi tetap berada dalam koridor kemaslahatan umat. Rasulullah SAW لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ mengingatkan: "Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain" (HR. Ibn Majah), yang relevan sebagai pedoman etika teknologi.

Pendidikan menjadi kunci utama untuk mencetak generasi yang mampu mengembangkan IPTEKS dengan bertanggung jawab. Lembaga pendidikan Islam perlu mengintegrasikan kurikulum berbasis sains dan teknologi dengan penguatan literasi keagamaan. Pemanfaatan teknologi digital, riset kolaboratif, dan penguasaan seni kreatif dapat menjadi sarana membangun daya saing global, sekaligus menjaga jati diri keislaman.

Kehidupan dalam mengembangkan IPTEKS harus dipahami sebagai proses berkelanjutan yang menuntut sinergi antara ilmu, iman, dan etika. Dengan menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber inspirasi, umat Islam dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk membangun peradaban yang maju, berkeadilan, dan berkeadaban. Kemajuan IPTEKS yang selaras dengan nilai ilahiah bukan hanya menjadi penopang kehidupan dunia, tetapi juga jalan menuju keberuntungan di akhirat.