Konsep Pendidikan Dasar Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam

Anak usia dini merupakan fase emas (golden age) dalam perkembangan manusia. Pada usia ini, perkembangan fisik, kognitif, bahasa, emosi, dan spiritual anak berlangsung sangat cepat. Islam memandang pendidikan pada tahap ini sebagai pondasi utama yang akan memengaruhi karakter dan kepribadian anak di masa depan. Rasulullah SAW bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa pembinaan sejak dini akan menentukan arah kehidupan anak.
Dalam perspektif Islam, pendidikan anak usia dini bukan hanya sekadar memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai tauhid, akhlak mulia, dan adab. Al-Qur’an menggariskan prinsip ini dalam QS. Luqman: 13, ketika Luqman menasihati anaknya:
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ ١٣
“Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar.” Ayat ini menunjukkan bahwa pendidikan iman adalah prioritas utama sejak awal kehidupan anak.
Konsep pendidikan dasar anak dalam Islam juga menekankan keteladanan orang tua dan pendidik. Anak-anak cenderung meniru perilaku yang mereka lihat. Oleh karena itu, pembinaan akhlak melalui contoh nyata lebih efektif dibandingkan sekadar instruksi verbal. Rasulullah SAW menjadi teladan sempurna, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Ahzab: 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ٢١
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian…” Dengan demikian, lingkungan keluarga dan sekolah harus menjadi ruang yang memancarkan nilai-nilai positif.
Islam juga mengajarkan pentingnya stimulasi menyeluruh pada anak usia dini, meliputi aspek jasmani, akal, dan rohani. Dalam QS. An-Nahl: 78 Allah SWT berfirman:
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ٧٨
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.” Ayat ini mengisyaratkan bahwa potensi yang diberikan Allah harus dikembangkan sejak dini melalui pendidikan yang seimbang antara ilmu dunia dan ilmu agama.
Pendidikan anak usia dini dalam Islam juga menekankan metode yang penuh kasih sayang dan menghargai tahap perkembangan anak. Rasulullah SAW selalu memperlakukan anak-anak dengan kelembutan, bermain bersama mereka, dan memanggil dengan panggilan yang baik. Dengan pendekatan yang sesuai fitrah, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang beriman, berakhlak mulia, cerdas, dan bermanfaat bagi umat. Oleh karena itu, pendidikan dasar anak usia dini dalam perspektif Islam harus menjadi sinergi antara pembinaan iman, pembentukan akhlak, dan pengembangan potensi diri secara menyeluruh.