Menggapai Cintanya Alloh Swt

Menggapai cinta Allah SWT adalah tujuan tertinggi dalam kehidupan seorang Muslim, yang harus diupayakan dengan sepenuh hati dan niat yang ikhlas. Cinta kepada Allah tidak hanya diungkapkan melalui kata-kata, tetapi harus diwujudkan dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari. Hal ini mencakup ketaatan dalam menjalankan perintah-Nya, mengikuti sunnah Rasul-Nya, serta senantiasa berusaha meningkatkan kualitas iman dan takwa. Dengan cinta yang tulus kepada Allah, seorang hamba akan merasakan kebahagiaan yang hakiki, ketenangan jiwa, dan kekuatan yang tidak terukur dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ
Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Ali Imran: 31).*
Manusia dapat disebut pendusta jika mengharapkan surga tetapi berperilaku seakan menuju neraka. Selain itu, mengaku mencintai Nabi Muhammad SAW tetapi tidak melaksanakan ajarannya, bahkan membencinya, juga merupakan bentuk kepalsuan. Demikian pula, mengaku mencintai Allah SWT tetapi tidak taat, serta mengaku beriman tetapi lalai terhadap dirinya sendiri, adalah tindakan yang tidak mencerminkan keimanan yang sesungguhnya.
Imam as-Sadiq mengatakan, orang yang jatuh cinta itu seperti "orang mabuk," yang merasakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam menjalani hidup. Orang yang mencintai Allah SWT, terkadang menjalankan ibadah dengan perasaan dan karya di luar nalar manusia. Rasa cinta yang mendalam kepada Allah SWT menjadikan kekuatan dan kebahagiaan yang tidak terukur. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 165,
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًۭا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّۭا لِّلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًۭا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ
Artinya: "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah."
Kebahagiaan seseorang dapat diperoleh jika memiliki pasangan yang baik, anak yang saleh, lingkungan yang baik, serta kendaraan atau rumah yang baik. Kebahagiaan akan lebih mudah didapat jika orang tersebut memiliki kebaikan dalam dirinya.
Untuk menggapai cinta Allah SWT, perbaiki niat dan luruskan niat semata-mata karena Allah dalam setiap aktivitas agar apa yang dilakukan membuahkan hasil yang baik dengan nilai ibadah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung niatnya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Tumbuhkan semangat memberi dalam aktivitas, kurangi sikap menuntut dan meminta yang berlebihan. Jika semangat berlomba dalam kebaikan selalu dikedepankan, maka akan berdampak positif terhadap lingkungan dan kondisi. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 148,
وَلِكُلٍّۢ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا۟ يَأْتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌۭ
Artinya: Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Demikian, tetap fokus dalam kebaikan, niatkan ibadah, dan berlomba dalam kebaikan.