Pemanfaatan Artificial Intelligence Perkuat Metode Dakwah di Era Digital


Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) mulai dimanfaatkan oleh para dai, ustaz, dan lembaga dakwah di Indonesia untuk memperluas jangkauan penyebaran Islam. Teknologi ini dinilai mampu membantu proses penyusunan materi, analisis kebutuhan jamaah, hingga optimalisasi distribusi konten dakwah secara tepat sasaran. Fenomena ini menunjukkan bahwa dakwah kini memasuki babak baru yang lebih adaptif terhadap kemajuan zaman.

Kemunculan AI generatif seperti ChatGPT, Gemini, dan platform AI lokal telah mempermudah pendakwah dalam memproduksi teks, video, dan materi interaktif. Beberapa organisasi Islam telah mengembangkan chatbot berbasis AI untuk menjawab pertanyaan seputar fikih, akhlak, dan tafsir Al-Qur’an secara real-time. Hal ini sejalan dengan QS. An-Nahl: 125,

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ۝١٢٥

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik...", yang kini dapat diwujudkan melalui teknologi modern.

Salah satu contoh penerapan AI dalam dakwah adalah penggunaan sistem analisis tren media sosial untuk mengetahui topik yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. Dengan data tersebut, konten dakwah dapat dibuat lebih relevan dan menarik bagi generasi muda. Selain itu, teknologi text-to-speech berbasis AI juga mulai digunakan untuk mengubah naskah ceramah menjadi audio yang dapat diakses melalui podcast atau platform streaming.

Meski membawa banyak manfaat, pemanfaatan AI dalam dakwah juga memiliki tantangan, seperti risiko penyebaran informasi yang tidak terverifikasi, bias algoritma, hingga potensi mengurangi interaksi tatap muka antara dai dan jamaah. Para pakar menekankan perlunya pedoman etika penggunaan AI dalam dakwah agar tetap selaras dengan nilai-nilai Islam dan tidak menghilangkan ruh spiritual dari pesan yang disampaikan.

Penggunaan AI diharapkan dapat menjadi sarana memperkuat dakwah Islam yang inklusif, adaptif, dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Dengan kolaborasi antara ulama, akademisi, dan pengembang teknologi, dakwah digital berbasis AI dapat menjadi inovasi strategis yang tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga menginspirasi umat untuk memanfaatkan teknologi secara produktif dan bermartabat.