Penguatan Ideologi Ber-Muhammadiyah dan Citra Kampus Islami bagi Organisasi Mahasiswa Di Universitas Muhammadiyah Metro

Mahasiswa memiliki peran sentral dalam struktur sosial dan memegang peranan yang sangat penting sebagai agen perubahan dan sebagai penyimpan nilai-nilai kepemimpinan nasional. Di antara peran mereka, salah satunya adalah menjadi kekuatan moral bagi bangsa karena jumlah mereka yang besar di antara kaum intelektual nasional yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perubahan sosial, serta memiliki peran penting dalam memperbaiki dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Metro juga harus memiliki semangat yang sama dalam membangun karakter dan jiwa serta moral yang baik secara individu maupun organisasi.
Organisasi mahasiswa di UM Metro memiliki peran yang sangat penting dalam usaha menciptakan kehidupan yang berkualitas. Sebagai agen perubahan, organisasi mahasiswa harus dibentuk agar memiliki kompetensi dalam menginisiasi perubahan sosial sesuai dengan ideologi dan pemahaman Muhammadiyah. Sesuai dengan fungsinya organisasi mahasiswa di lingkungan UM Metro sejatinya adalah gerakan dakwah, terutama di kalangan mahasiswa, dan memiliki tanggung jawab untuk membentuk kader-kader yang mampu menyampaikan ajaran yang baik dan menghindari perilaku yang buruk. Untuk mencapai tujuan ini, pengembangan karakter yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam wajib dilakukan secara intensif, kontinyu (istiqomah) dan berkesinambungan. UM Metro sebagai Amal Usaha yang memiliki visi profetik professional, modern dan mencerahkan, memiliki dasar pergerakan paling tidak terdapat 4 nilai-nilai (value) pondasi dasar bagi seorang muslim, tidak terkecuali mahasiswa, diantaranya sifat siddiq, amanah, tabligh. dan fatonah.
Saat ini, masalah yang berkaitan dengan mahasiswa dan organisasi mahasiswa di UM Metro masih menjadi perhatian utama yang sulit diselesaikan. Kasus-kasus yang melibatkan mahasiswa semakin marak, mulai dari ketidakpatuhan terhadap etika dalam berhubungan dengan aturan UM Metro, dosen, konflik dengan masyarakat sekitar, perilaku bebas yang mengakibatkan penyimpangan sosial, merokok, konsumsi minuman keras, dan lainnya. Keadaan semacam ini sangat mengkhawatirkan bagi iklim Pendidikan kampus terkhusus di UM Metro, karena harapan besar masyarakat terhadap mahasiswa adalah agar mereka mampu berkontribusi dalam membangun masa depan bangsa yang lebih maju dan produktif. Melihat fenomena ini, menjadi jelas bahwa kepribadian remaja dan mahasiswa harus diperkuat dengan pembentukan karakter yang baik dan matang sesuai dengan Pedoman Hidup Bermuhammadiyah, tidak hanya dalam lingkungan kampus, tetapi juga di luar kampus, sehingga mereka dapat menjalani hidup dengan etika dan moral yang baik sehari-hari.
Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro) adalah salah satu institusi pendidikan tinggi yang berafiliasi dengan Muhammadiyah. UM Metro berkomitmen untuk menciptakan mahasiswa sesuai dengan visinya, yang mencakup Profetik Profesional, Modern dan Mencerahkan. Sayangnya, terdapat sedikit mahasiswa yang memiliki pemahaman mendalam tentang Islam. Berdasarkan pengamatan langsung, mayoritas mahasiswa UM Metro belum mematuhi sepenuhnya aturan berpakaian Islam, memiliki keterbatasan dalam membaca Al-Qur'an, memiliki pemahaman yang minim tentang pergaulan Islami, sering mengabaikan panggilan adzan, dan ada yang memilih untuk menunggu di luar kampus saat waktu shalat tiba. Kesenjangan antara harapan dan kenyataan ini sangat jelas.
Harapannya, mahasiswa UM Metro dapat menjadi individu yang lebih taat beragama dan dapat menerapkan ajaran Islam dengan benar. Dalam konteks ini, peran organisasi mahasiswa dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi otonom Muhammadiyah diharapkan memiliki dampak positif dalam membentuk karakter Islami mahasiswa. Ini karena, menurut perspektif Islam, karakter Islami berasal dari keyakinan yang kokoh, yang mendorong seorang Muslim untuk mematuhi hukum agama yang ditujukan kepada Alloh SWT, sehingga mencerminkan akhlak yang mulia dalam diri mereka (Marzuki, 2017: 15).
IMM sebagai Organisasi Otonom Mahasiswa
Menurut Anggaran Dasar IMM Bab I pasal 1 dan 2, definisi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah suatu gerakan mahasiswa Islam yang berpegang pada ajaran Islam, dengan landasan pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Berdasarkan catatan sejarah, IMM didirikan pada tanggal 29 Syawal 1384 H, yang bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964 di Yogyakarta (Agham, 1997: 14). Tujuan awal pendirian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah untuk ikut menjaga martabat dan memperjuangkan kejayaan bangsa, serta untuk menegakkan serta menghormati agama Islam sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah, dengan tujuan mendukung, mempertahankan, dan merealisasikan visi Muhammadiyah.
Tujuan dari Muhammadiyah, yang tercermin dalam tujuan IMM sebagai bagian dari perjuangannya, adalah mengupayakan terbentuknya akademisi Islam yang memiliki moralitas yang baik, dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Konsep "moralitas yang baik" dapat dimaknai dalam dua dimensi. Pertama, dalam dimensi praktis, moralitas ini mengacu pada perilaku yang tercermin dan terlihat oleh manusia dalam menghadapi berbagai permasalahan sosial yang ada. Moralitas mencerminkan tindakan seseorang dalam merespons realitas sosial. Kedua, dalam dimensi transendental terhadap Tuhan, moralitas ini mencerminkan hubungan yang erat antara pengetahuan yang didasarkan pada agama dalam upaya meningkatkan ibadah kepada Alloh (Sani, 2011: 25).
Berdasarkan tujuan tersebut, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memegang peran dan fungsi sebagai berikut:
- IMM sebagai Organisasi Kader. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berperan sebagai organisasi kader yang selalu berusaha menginisiasi dan mengembangkan potensi manusia yang menjadi kader Ikatan sesuai dengan kodrat yang diberikan oleh Alloh swt. Ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri mereka sehingga memiliki kemampuan dan keinginan untuk menerapkan, mengamalkan, serta memperluas pemahaman tentang Islam, kemanusiaan, kebangsaan, dan kepemerintahan, dengan tujuan mencapai status Insan Utama, yang merupakan kader yang berkontribusi bagi perkembangan organisasi, umat, dan bangsa. (Farid, 1990: 103).
- IMM sebagai Organisasi Dakwah. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah selalu berupaya menginternalisasi dan menyebarkan ajaran Islam ke seluruh aspek kehidupan, mengingatkan dan meyakinkan para kader bahwa mereka memiliki tanggung jawab sebagai wakil Alloh di muka bumi, pembawa pesan rabbani. Dalam gerakannya, IMM berfokus pada dimensi agama, kehidupan mahasiswa, dan kehidupan masyarakat. (Farid, 1990: 106).
- IMM sebagai Eksponen Mahasiswa dalam Muhammadiyah. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berfungsi sebagai representasi mahasiswa Islam dalam Muhammadiyah. Ini berarti IMM merupakan bagian dari warisan gerakan mahasiswa Islam Indonesia yang bermula dari Muhammadiyah. Mereka adalah mahasiswa yang menyadari pentingnya melanjutkan tradisi perjuangan yang dimulai oleh KH Ahmad Dahlan, memahami kebenaran ajaran yang Muhammadiyah sampaikan, dan menyadari peran penting akademisi untuk masa depan Muhammadiyah. (Farid, 1990: 106).
Karakter islami adalah hasil dari penerapan syariah, yang mencakup ibadah dan muammalah, yang didasari oleh pondasi akidah yang kuat. Tanpa adanya akidah dan syariah, karakter atau akhlak yang sejati tidak dapat terwujud (Marzuki, 2017). Selanjutnya Abudin (2017) mengerucutkan karakter Islami atau akhlak Islami merujuk pada tindakan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, melekat pada diri, dan sesuai dengan ajaran Islam. Dengan kata lain, akhlak Islami mencakup pengakuan terhadap nilai-nilai universal sebagai dasar akhlak, yang memerlukan pemikiran rasional dan konteks sosial, serta mengakui nilai-nilai lokal dan temporal sebagai ekspresi dari nilai-nilai universal tersebut. Kesimpulannya, karakter islami merupakan sistem penanaman nilai-nilai akhlak yang baik melalui keyakinan, pengetahuan, dan kesadaran terhadap Alloh, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, serta kebangsaan, sehingga individu menjadi manusia yang sempurna.
beberapa metode yang dapat diterapkan dalam membentuk karakter Islami adalah sebagai berikut:
- Internalisasi nilai-nilai Islami dalam setiap kegiatan. Penting untuk menjadikan internalisasi nilai-nilai Islami sebagai fokus utama dalam segala kegiatan, termasuk materi diskusi, seminar, dan kegiatan lainnya.
- Pembiasaan. Melakukan sesuatu secara berulang dengan sengaja sehingga menjadi kebiasaan (habit).
- Keteladanan. Metode keteladanan dianggap sebagai metode yang paling efektif dalam membentuk karakter Islami. Karakter yang baik tidak hanya dapat dibentuk melalui pengajaran, instruksi, dan larangan, tetapi juga melalui contoh teladan yang baik dan nyata. Rasulullah SAW adalah contoh yang baik dalam menerapkan metode ini.
- Pendampingan. Pendampingan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kultural untuk lebih memahami individu yang sedang dibimbing. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan persahabatan dengan individu tersebut sehingga bisa memberikan nasihat dan bantuan dalam mengatasi masalah pribadi masing-masing individu.
Tabel Nilai dan Indikator Karakter Islami
|
No |
Nilai Karakter dan Deksripsi |
Indikator |
|
1. |
Taat kepada Allah SWT Tunduk dan patuh Kepada Allah SWT |
|
|
2. |
Ikhlas Melakukan perbuatan tanpa pamrih apapun, selain hanya berharap Ridha Allah SWT |
|
|
3. |
Percaya diri dan Pemberani Merasa yakin dengan kemampuan yang Dimiliki |
|
|
4. |
Rasional Berpikir dengan penuh pertimbangan dan alasan yang logis |
|
|
5. |
Kritis Dapat menganalisis dan menemukan kesalahan atau kekurangan yang ada |
Dapat menganalisis dan menyaring pendapat dan permasalahan yang dihadapi |
|
6. |
Kreatif dan inovatif Berusaha menemukan atau memperkenalkan hal yang menarik dan baru |
|
|
7. |
Bertanggung jawab dan amanah Melaksanakan tugas secara bersungguh – sungguh serta berani menanggungkonsekuensi dari sikap, perkataan, dan perilakunya |
|
|
8. |
Cinta ilmu Memiliki kegemaran untuk menambah dan memperdalam ilmu |
yang lain serta melakukan penelitian
|
|
9. |
Peduli dan Rela berkorban Mau melakukan atau memberikan sesuatu sebagai pernyataan kebaktian dan kesetiaan kepada Allah SWT atau kepada manusia |
demi orang lain
|
|
10. |
Adil Menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya |
|
|
11. |
Rendah hati dan Bersahaja Berperilaku yang mencerminkan sifat yang berlawanan dengan sifat sombong |
sebenarnya bisa
|
|
12. |
Bekerja keras, Militan dan Gigih Berusaha menyelesaikan pekerjaan secara optimal |
|
|
13. |
Berpikir positif Melihat sisi baik dari setiap hal yang diperhatikannya |
|
|
14. |
Antisipatif Mengantisipasi atau menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi |
|
|
15. |
Visioner Berwawasan jauh kedepan |
|
|
16. |
Dinamis Memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan |
|
|
17. |
Produktif Berusaha untuk menghasilkan karya-karya yang baik |
|
|
18. |
Toleran Menghargai dan membiarkan pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan pendiriannya sendiri |
|
|
19. |
Kebersamaan Mementingkan kerjasama dan tidak mementingkan diri sendiri |
Senang bekerjasama, berdiskusi, dan belajar bersama mengenai berbagai macam masalah yang ada |
Download Handbook